1.
PENDAHULUAN
Jika kita bicara gelembung,
gelembung dapat diartikan adalah sesuatu yang dapat terbang tinggi dan pada waktunya gelembung itu akan
pecah. Ini mengapa ada istilah gelembung ekonomi, gelembung ekonomi / economic bubble meruapakan sebuah
istilah dalam kegiatan ekonomi yaitu adanya suatu perdagangan besar yang
harganya semakin naik dan pada waktunya harga itu akan turun drastis, tentu
kita ingat di Indonesia pernah ada gelembung spekulatif sebagai contoh yaitu
tanaman Anthurium/ gelombang cinta yang semula hanya berharga murah, kemudian
semakin lama harganya semakin tidak wajar atau sangat mahal yang tidak sesuai
dengan harga fundamentalnya, akan tetapi harga mahal tidak bertahan lama yang
akhirnya harganya anjlok hingga tidak berharga sekarang, itu merupakan salah
satu bentuk gelembung ekonomi yang terjadi di Indonesia. Tentu ada yang
diuntungkan dan dirugikan dalam masalah ini, yang diuntungkan merupakan pemodal
besar yang membuat isu bahwa bunga itu mahal. Pada awalnya para pemodal awal
mencari tumbuhan yang langka dan berharga murah yaitu gelombang cinta, ketika
mereka sudah mempunyai banyak, mereka langsung membuat isu sehingga harga bunga
tersebut menjadi mahal, dan para pemodal melepas bunga dengan harga mahal.
Orang yang dapat melihat situasi ini pun akan untung akan tetapi orang yang terlambar
dan membeli mahal yang akan dirugikan karena bunga sudah tidak laku dijual.
Gelembung ekonomi juga dapat terjadi di Pasar
Modal Indonesia yaitu ketika saham yang naik terus, dan Investor melihat bahwa
saham itu akan naik di masa depan, tetapi dugaan mereka salah yang akhirnya
saham itu dapat turun.
Gelembung
ekonomi juga dapat disebabkan pemodal asing yang menanamkan modalnya sangat
tinggi di Indonesia namun Jangka Pendek, sehingga dapat menarik modalnya secara
tiba-tiba, yang dapat membuat sistem keuangan negara menjadi kacau
Gelembung
Ekonomi dapat mempengaruhi beberapa Aspek dan untuk memfokuskan bahasan,
penulis mengajukan rumusan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
Economic Bubble dapat mempengaruhi Pasar Modal Indonesia ?
2.
Apa
dampak Economic Bubble terhadap Pasar Modal Indonesia?
II
. TIJAUAN PUSTAKA
Gelembung
Ekonomi (economic bubble) / Gelembung Spekulatif atau gelembung keuangan
merupakan perdagangan dalam volume besar dengan harga yang sangat berbeda
dengan nilai asli/instrinsiknya ( Dalam Kata lain : Memperdagangkan Produk atau
aset dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai fundamentalnya.
Gelembung
ekonomi memiliki siklus ekonomi yang ditandai dengan ekspansi yang cepat
diikuti oleh kontraksi, sering kali dengan cara yang dramatis. Konsep “
gelembung “ mengemukakan teori bahwa harga surat berharga akan naik diatas
nilai riil-nya dan berlangsung naik terus menerus hingga harganya jatuh/ turun sangat drastis di mana
gelembung itu meletus.
Gelembung
ekonomi ialah penarikan modal asing langsung yang berjangka pendek tiba-tiba
keluar dari instrumen keuangan Indonesia dengan jumlah dana yang besar dan
dapat menyebabkan krisis keuangan negara. Gejala yang muncul waktu gelembung
ekonomi adalah cadangan devisa yang meningkat signifikan dalam waktu cepat dan
dana menumpuk pada instrumen jangka pendek.
Gelembung
ekonomi dapat terjadi akibat dari siklus ekonomi, tetapi dapat juga diakibatkan
oleh permainan pemodal besar / Investor. Ini
biasanya terjadi pada efek, pasar saham, dan sektor usaha lain. Dampak dari
gelembung ekonomi bermacam-macam tergantung kondisi yang ada. Sebagai contoh
gelembung ekonomi yang terjadi di Jepang yang menyebabkan sebagian bank diregulasi.
Gelembung ekonomi dapat pernah berdampak pada Asia pada tahun 1990an pada waktu
itu negara berkembang seperti Thailand, Korea Selatan, Filipina dan Indonesia
mengalami Krisis Moneter.
Penyebab
Pasti gelembung ekonomi telah diperdebatkan oleh banyak ekonom. Beberapa ahli
berpikir bahwa gelembung tekait dengan inflasi dan karena itu percaya bahwa
faktor – faktor yang menyebabkan inflasi juga dapat menjadi faktor yang sama
menyebabkan gelembung terjadi.
Beberapa
ekonom berteori bahwa gelembung adalah ketidakseimbangan dalam cara orang
melihat kesempatan, karena mereka mencoba untuk mengejar harga aset daripada
membuat pembelian berdasarkan nilai instrinsik dari aset ( disebut juga
spekulan). Hal ini juga menyatakan bahwa gelembung adalah manifestasi dari
prinsip dasar bahwa pasar yang sangat yang efisien dalam jangka panjang tetapi
tidak sangat efisien untuk jangka pendek.
Gelembung
Ekonomi dapat terjadi di Pasar Modal Indonesia akibat aliran dana besar pemodal
asing yang besar dalam jangka waktu yang singkat, akan tetapi saat ini dinilai belum memicu
gelembung ekonomi, Sebab Price Earning Ratio bursa Indonesia masih dilevel
Moderat
Gelembung
Ekonomi dapat berpengaruh terhadap Pembangunan ekonomi yang merupakan kelanjutan
dari hasil pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi merupakan meningkatnya
pendapatan nasional keseluruhan terdiri berbagai aspek. Investasi seharusnya digunakan
untuk pembangunan ekonomi seharusnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang seperti perluasan
lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan perkapita dan memperbaiki sarana
pendidikan dan kesehatan
III.
PEMBAHASAN
Bubble
atau gelembung perekonomian dalam Pasar Modal Indonesia nampak terjadi lonjakan
harga saham bahkan melebihi kondisi fundamentalnya perusahaan. Gelembung
perekonomian ini akan terus naik , hingga pada suatu saat diakhiri dengan “meletusnya gelembung”. Sebagai Contoh saham BUMI pada
bulan Juni 2008 harganya mencapai Rp 8650 per Saham , Satu bulan kemudian, BUMI
turun menjadi Rp 6500 pada waktu ini Investor bersemangat membeli saham ini,
ternyata bulan September harga BUMI turun menjadi Rp 4000 atau turun hingga 50%
, Investor berbondong-bondong membeli saham BUMI dengan harapan sudah mencapai
titik terendah. Akan tetapi prediksi mereka salah . Pada awal 2009, harga BUMI
hanya Rp 460 atau turun 95% dari harga tertinggi.
Gelembung
ini tidak hanya terjadi pada harga saham , namun juga dapat muncul di sektor
properti seperti yang terjadi dalam kasus Subprime
mortgage 2008. Bubble juga terjadi
di Indonesia . Apa sebenarnya yang mendorong harga saham terus naik?
Indonesia
semakin kaya , pendapatan per kapita semakin meningkat , golongan menengah
semakin kuat , daya beli pun meningkat. Para golongan menengah semakin ingin
membeli aset yang banyak properti, mobil atau yang lainnya tunai maupun kredit.
Sehingga mendorong sektor infrastruktur, properti dan jembatan. Bank –bank
meminjamkan uang kepada mereka dan aset-aset mereka digunakan sebagai jaminan
untuk mendapatkan modal.
Gelembung
ekonomi dapat juga terjadi akibat dorongan oleh capital yang masuk kedalam pasar dan aset fund manager reksadana
yang semakin meningkat, sebagian Investor / pelaku pasar euforia terhadap harga
saham yang terus naik. Sebagian berpartisipasi, karena membeli saham saat bubble dimulai akan menguntungkan untuk
trader karena harganya yang terus naik. Namun, resiko investasi berbanding dengan
potensi keuntungan yang akan diraih, semakin tinggi investasi semakin tinggi
pula resiko yang akan dihadapi.
Potensi
imbal hasil dari berinvestasi saham pada masa bubble memang besar, tapi
resiko juga besar, Oleh karena itu cara terbaik untuk dapat memetik untung dan
terhindar dari resiko adalah dengan mengikuti tren. Lihat tren harga saham
dengan menggunakan analisis teknikal, tahan hingga tren berakhir dan jual.
Dengan menggunakan analisis teknikal , Anda dapat mengetahui apakah tren
tersebut naik atau sudah mulai turun.
Gelembung
ekonomi juga tidak hanya diakibatkan investor lokal Indonesia saja akan tetapi
Investor Asing pun mengambil bagian dari proses ini, Karena Investor Asing yang
menanamkan modal di Indonesia sangatlah tinggi sekitar 60% jual beli saham
dikuasai investor asing dalam bursa saham dan investor lokal yang masih rendah.
Ketika perekonomian Indonesia tinggi Investor Asing melihat Potensi dan
berbondong-bondong menanamkan modal di Indonesia, Modal Asing yang tinggi
inilah yang menyebabkan akan munculnya gelembung ekonomi/gelembung keuangan,
karena Investor Asing biasanya hanya menanamkan Modal untuk jangka pendek misal
SBI ( Sertifikat Bank Indonesia)
Analisis
penulis menunjukan bahwa saham yang rentan pada sektor Properti Indonesia, pernah mengalami
gelembung ekonomi yaitu kenaikan dan penurunan harga saham yang sangat drastis ada
beberapa perusahaan yang mengalami penurunan dan kenaikan harga saham secara
drastis penulis mengambil beberapa contoh saham yang berpotensi mengalami efek
gelembung ekonomi yaitu
Saham
Perusahaan Lippo Cikarang tbk (LPCK)
Periode tahun
2012-2014 awal
Dalam
saham LPCK yang listing pada tanggal 24 Juli 1997 kita dapat melihat bahwa
saham itu mengalami kenaikan tinggi sejak bulan Januari 2013 dengan harga awal
sekitar Rp 3000 dan mencapai harga tertinggi Rp 10500, lalu kembali merosot
tajam, ini yang dinamakan gelembung ekonomi yaitu kenaikan yang tinggi akibat dari
spekulasi investor yang melihat bahwa perusahaan ini ada berkembang sehingga
harga saham mengalami kenaikan, akan tetapi ketika investor sadar maka akan
menjual sahamnya yang berakibat saham merosot tajam.
Saham
Perusahaan Multi Bintang tbk ( MLBT)
Berbeda
dengan saham perusahaan Multi Bintang (MLBI) yang mengalami kenaikan yang
sangat tinggi pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa hanya dalam waktu 1
tahun sekitar Jan 2012 sampai Jan 2013 saham multi bintang mengalami kenaikan
yang sangat tinggi dari harga 345.000 mencapai 920.000 atau mengalami kenaikan
hampir 300%. Ini dapat menjadi awal terjadinya efek gelembung yang semakin
naik, karena investor melihat peluang bahwa perusahaan ini akan berkembang,
maka harga tinggi pun mereka beli. Akan tetapi resikonya pun akan besar, karena
kemungkinan saham ini akan merosot tajam, karena harganya yang melewati batas,
Oleh karena itu dalam membeli saham kita perlu melihat tren yang ada, sehingga
kita dapat mengikuti dan tidak mengalami kerugian yang sangat besar.
Analisis
dari kedua saham
Dari
kedua saham diatas dapat kita lihat bahwa gelembung berakibat pada harga naik
yang tinggi melebihi nilai fundamentalnya dengan dapat mengalami penurunan
dalam waktu yang sangat singkat.
Apa
dampak Economic Bubble terhadap Pasar Modal dan Pembangunan ekonomi di
Indonesia ?
Pengaruh Economic Bubble terhadap Pasar Modal
Indonesia dapat Berdampak positif maupun Negatif , dampak positif yang
ditimbulkan dengan adanya gelembung ekonomi yaitu naiknya nilai sebuah saham
yang memancing Investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan tingginya
investor seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk melakukan
pembangunan ekonomi jangka panjang. Peraturan pemerintah seharusnya jelas,
dengan berbagai sektor yang diarahkan , terutama permodalan atau investasi
langsung yang memiliki tujuan untuk membangun beberapa sarana dan prasarana
untuk menunjang kegiatan pembangunan ekonomi di Indonesia. Beberapa diantaranya
adalah infrastruktur, industri berbasis ekspor, koperasi dan UKM untuk
memanfaatkan potensi sumber daya alam dan reksadana sebagai penopang
perekonomian Indonesia. Investasi tinggi yang diatur dengan baik juga dapat
menaikan industri dalam berbagai sektor rill dan non rill.
Tingginya
Investasi juga seharusnya dapat dimanfaatkan pemerintah untuk perkembangan
sektor rill yang akan menyerap pengangguran dan meningkatkan pendapatan
perkapita masyarakat. Pemerintah perlu mengarahkan investasi yang berjangka
pendek menjadi investasi rill yang berjangka panjang, agar Indonesia dapat
menyusul negara tetangga yang sudah semakin maju dan mengurangi ketimpangan
distribusi pendapatan masyarakat Indonesia.
Dampak
Negatifnya adalah tingginya Investor Asing di Indonesia juga dapat memberikan boomerang pada negara Indonesia, ketika
situasi Indonesia yang tidak stabil dan Investor asing sudah tak percaya lagi
dengan Indonesia Maka akan terjadi penarikan dana besar-besaran di Indonesia
yang dapat berakibat buruk bagi bangsa Indonesia, Oleh karena itu , perlu peran
pemerintah untuk memajukan Investor lokal yang sangat berpotensi di Indonesia,
memberikan jaminan dan kemudahan sehingga kita tidak bergantung pada investor
Asing. Dengan menggunakan investor lokal keadaan ekonomi akan lebih stabil.
Kesimpulan
:
Pasar
Modal Indonesia saat ini berpontensi mengalami perkembangan dan kemajuan
sehingga kita perlu membekali generasi Indonesia agar mau berinvestasi, karena
dapat menjadi bermanfaat dimasa depan, ketika kita dapat melakukannya dengan
benar. Akan tetapi resiko yang kita hadapi untuk menjadi investor sangatlah
besar, gelembung ekonomi merupakan suatu resiko yang kita harus hadapi. Resiko
gelembung ekonomi dapat kita hadapi jika kita mampu melihat peluang dan tren
yang ada sehingga resiko terjadinya gelembung ekonomi dapat sedikit
terminimalisir. Maka dari itu sebagai pelaku pasar , kita seharusnya dapat
melihat bahwa nilai tinggi tidak selalu baik, kita perlu mempelajari beberapa
aspek dan jangan mengikuti tren pasar yang beresiko, jika tidak berani berspekulasi.
Gelembung ekonomi juga dapat berasal dari tingginya Investasi Asing yang masuk
ke Indonesia yang memiliki jangka yang sangat pendek dan dapat menarik modalnya
sewaktu-waktu, Sehingga peran pemerintah perlu untuk membuat aturan yang jelas
berinvestasi yang baik tanpa merugikan. Pemerintah dapat mendorong investasi
jangka pendek menjadi jangka panjang pada sektor rill, pembangunan
infrastruktur, pembangunan industri yang dapat menyerap pengangguran dan
memperbaiki birokrasi Indonesia yang rumit, agar investor asing dan pengusaha
Indonesia dapat hidup dan mengembangkan usahanya yang dapat menaikan
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Peran
pemerintah yang juga diharapkan adalah mengajak investor lokal atau masyarakat
agar mau berinvestasi, tentunya dengan memberi pengetahuan dan jaminan yang
jelas, karena dengan investor lokal kondisi ekonomi akan lebih stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Sign up here with your email
1 komentar:
Write komentarThe Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
ReplyGet directions, reviews 청주 출장샵 and information for 파주 출장안마 The Borgata 여수 출장안마 Hotel Casino & Spa in Atlantic City, 태백 출장마사지 NJ. Borgata Hotel Casino & Spa in 대구광역 출장마사지 Atlantic City offers
ConversionConversion EmoticonEmoticon