A.
Latar Belakang Masalah
Secara geopolitik dan geoekonomi,
kawasan asia tenggara mempunyai nilai strategis dan menjadi incaran bahkan pertentangan
kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dingin. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika kawasan ini pernah dijuluki sebagai ”Balkan-nya Asia”.
Perkembangan situasi dan kondisi pada saat itu membuat negara-negara di kawasan
Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk suatu kerjasama yang dapat meredakan
saling curiga sekaligus membangun rasa saling percaya serta mendorong
pembangunan di kawasan Asia Tenggara dengan dibentuknya ASEAN ( Association of Southeasth Asian Nations) Pada
tanggal 8 Agustus 1967, ASEAN telah mengalami banyak perubahan serta
perkembangan yang positif dan signifikan yang mengarah pada pendewasaan. Kerjasama
ASEAN kini menuju tahapan baru yang lebih integratif dan berwawasan ke depan.
Sebagai Konsekuensi logis untuk mencapai
tujuan bersama, para pemimpin ASEAN menandatangani Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord 2) pada KTT -9 di bali
tahun 2003. Kesepakatan tersebut salah satunya yaitu membentuk integrasi
ekonomi kawasan ASEAN dan berharap dapat membentuk sebuah pasar tunggal dan
basis produksi melalui pilar ASEAN
Economic Community (AEC).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana peran ASEAN Economic
Communit y(AEC) dalam mewujudkan integrasi ekonomi kawasan di asia
tenggara?
2.
Tantangan apa saja yang dihadapi oleh ASEAN
Economic Community (AEC) dalam mewujudkan integrasi ekonomi kawasan?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Menjelaskan peran ASEAN Economic Community (AEC dalam mewujudkan
integrasi ekonomi kawasan di Asia Tenggara.
2.
Memaparkan tantangan yangdihadapi oleh ASEAN Economic Community (AEC)
dalam mewujudkan integrasi ekonomi kawasan.
D.
Kerangka
Dasar Teori
1.
Perdagangan
Internasional
Perdagangan
Internasional adalah perdagangan antar atau lintas negara. Berdasarkan teori
perdagangan internasional, motivasi utama untuk melakukan perdagangan
internasional adalah meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya. Perdagangan
internasional memberikan akses barang yang lebih murah bagi konsumen dan bagi
pemilik sumber daya karena menurunnya biaya produksi
2.
Liberalisasi
Perdagangan
Liberalisasi
sering disamakan dengan semakin terbukanya perekonomian suatu negara atau jika
kebijakan liberalisasi diterapkan, menyebabkan perekonomian berorientasi
keluar. Adanya liberalisasi dapat meningkatkan volume dan nilai perdagangan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Liberalisasi ditandai dengan penurunan atau penghapusan hambatan
perdagangan berupa tarif maupun non tarif. Hambatan perdagangan penting
dihapuskan karena tanpa hambatan dapat mendorong arus pergerakan barang dan
jasa. Manfaat seperti itu yang diharapakan pengintegrasian ekonomi ASEAN. Namun
demikian, liberalisasi dapat menjadi bumerang jika dilakukan tanpa
memperhatikan perekonomian domestik
3.
Integrasi
Ekonomi Kawasan
Menurut
Bela Balassa, intergrasi ekonomi kawasan
berlangsung melalui beberapa tahapan, yakni : free trade area, custom
union, common market, economic and political union. Tahapan ini berlangsung
terpisah dimana sebelum melangkah ketahapan yang lebih tinggi perlu
diselesaikan tahapan yang lebih rendah.
A.
Latar
belakang terbentuknya
ASEAN
Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun 1967,
negara dikawasan Asia Tenggara telah
mengupayakan untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra
maupun ekstra kawasan seperti SEATO, SEAMEO dan ASPAC. Namun organisasi
tersebut dinilai kurang memadai untuk meningkatkan integrasi kawasan. Untuk
mengatasi perseteruan yang terjadi diantara negara Asia Tenggara dan membentuk
kerjasama regional yang lebih kokoh, maka pada bulan Agustus 1967 yang
menghasilkan rancangan Joint Declaration,
yang pada intinya mengatur tentang kerjasama regional dikawasan tersebut.
Sebagai puncak dari pertemuan tersebut, maka pada tanggal 8 Agustus 1967
ditandatangani Deklarasi ASEAN.
B.
Proses Menuju Kesepakatan ASEAN Economic Comunity (AEC)
1.
ASEAN
Vision 2020
Pada
Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 ASEAN tanggal 15 Desember 1997 di Kuala
Lumpur, Malaysia, para pemimpin ASEAN mengesahkan Visi ASEAN 2020 dengan tujuan
menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yan stabil, makmur dan memiliki daya saing
tinggi yang ditandai dengan arus barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas,
arus modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan
dan kesenjangan sosial-ekonomi.
2.
Hanoi
Plan of Action
Pada KTT ke -6 ASEAN tanggal 16 Desember
1998 di Hanoi Vietnam, Para pemimpin ASEAN mengesahkan Rencana Aksi Hanoi yang
merupakan langka awal untuk merealisasikan tujuan dari visi 2020 ASEAN.
3.
Roadmap
for integration of ASEAN (RIA)
Pada KTT ke-7 ASEAN tanggal 5 November
2001 disepakati perlunya dibentuk Roadmap
for Integration of ASEAN (RIA) guna memetakan tonggak penting yang harus
dicapai.
4.
Bali
Concord II
Pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003
ASEAN menyetujui Deklarasi Bali Concord II yang menyepakati pembentukan ASEAN Economic Community sebagai upaya
untuk mewujudkan integrasi ekonomi kawasan.
5.
ASEAN
Charter ( Piagam ASEAN)
Sebagai langkah percepatan integrasi
ekonomi tersebut, ASEAN menyusun ASEAN Charter
(Piagam ASEAN) sebagai “ Payung Hukum” yang menjadi basis komitmen dalam meningkatkan dan
mendorong kerjasama di antara negara-negara anggota ASEAN di kawasan Asia
Tenggara.
6.
ASEAN
Economic Community ( AEC ) Blueprint
AEC Blueprint merupakan pedoman bagi
negara-negara anggota ASEAN dalam mewujudkan integrasi ekonomi kawasan. AEC Blueprint memuat empat pilar utama yaitu: 1. ASEAN
sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen
aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal
yang lebih bebas; 2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi,
dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan
intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerse; 3 ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi
yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa
integrasi ASEAN; dan 4 ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh
dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang kohern dalam hubungan
ekonomi diluar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi
global.
Tantangan ASEAN Economic
Community dalam Mewujudkan Integrasi
1.
Tingkat
Perkembangan Ekonomi
Tingkat
perkembangan ekonomi anggota ASEAN masih beragam, sehingga dibedakan tingkat
kemajuannya. Tingkat kesenjangan yang tinggi merupakan masalah yang harus
diselesaikan agar tidak menghambat percepatan kawasan menuju integrasi ekonomi
kawasan.
2.
Kesamaan
Produk
Kesamaan
produk yang dihasilkan menjadi masalah yang harus diselesaikan, sehingga negara
anggota ASEAN perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk
ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri antar negara satu dengan
lainnya.
3.
Laju
peningkatan Ekspor dan Impor
Ancaman
serius adalah perdagangan bebas ASEAN dengan China. Apabila kondisi daya saing
ASEAN tidak segera diperbaiki, nilai defisit perdagangan dengan China akan
semakin meningkat.
4.
Laju
Inflasi
Tantangan
lainnya adalah laju inflasi negara ASEAN yang masih tergolong tinggi.
5.
Dampak
Negatif Arus Modal
Proses
Liberalisasi arus modal dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak
langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus modal yang secara tiba-tiba,
maupun dampaknya pada peningkatan permintaan domestik yang akhirnya berujung
pada tekanan inflasi.
6.
Daya
saing sektor Prioritas Integrasi
Saat
ini ASEAN memiliki keunggulan di sektor kayu, pertanian, minyak sawit,
perikanan, produk karet, sedangkan tekstil, mineral, mesin, produk kimia, karet
dan kertas masih dengan tingkat keunggulan terbatas
7.
Daya
Saing SDM
Negara
anggota ASEAN harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa
digunakan baik dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk mencegah banjirnya tenaga
kerja terampil dari luar. Pekerjaan ini tidaklah mudah karena memerlukan adanya
cetak biru sistem pendidikan secara menyeluruh, dan sertifikasi berbagai
profesi terkait.
8.
Kepentingan
Nasional
Kepentingan
Nasional merupakan yang utama harus diamankan oleh negara anggota ASEAN.
Kepentingan kawasan, apabila tidak sejalan dengan kepentingan nasional,
merupakan prioritas kedua
9.
Kedaulatan
Negara
Integrasi
ekonomi ASEAN membatasi kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan
fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri.
Untuk mencapai integrasi ekonomi kawasan dengan sukses ,diperlukan kesadaran
politik yang tinggi dari suatu negara untuk memutuskan dan melepaskan sebagian
kedaulatan negaranya.
Penutup
ASEAN
berharap dapa tmenciptakan integrasi ekonomi kawasan yang direncanakan untuk
dicapai pada tahun 2015 melalui pilar AEC. Dengan pencapaian tersebut ASEAN
menjadi Pasar tunggal, dengan adanya AEC diharapkan membawa ASEAN menjadi
kawasan yang makmur dan kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang merata,
serta menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial-ekonomi dikawasan
ASEAN
.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon